JAKARTA - Memantau pergerakan harga sembako setiap hari di Jawa Timur menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Informasi terbaru menunjukkan, beberapa komoditas mengalami perubahan harga, sementara lainnya tetap stabil. Hari ini, Selasa 9 September 2025, cabai mengalami kenaikan, bawang merah turun, dan bahan pokok lainnya relatif stabil. Data ini dirangkum dari sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo) di Jawa Timur pukul 09.10 WIB.
Sembako, atau sembilan bahan pokok, merupakan kebutuhan dasar yang wajib tersedia untuk mencukupi kebutuhan gizi dan rumah tangga sehari-hari. Kesembilan bahan pokok tersebut meliputi beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi serta ayam, telur, susu, bawang merah dan bawang putih, gas elpiji, minyak tanah, dan garam. Di samping sembako tersebut, cabai menjadi salah satu kebutuhan dapur yang sangat diperhatikan karena harganya yang fluktuatif.
Berikut daftar harga sembako terbaru di Jawa Timur hari ini:
Beras Premium: Rp 15.178/kg
Beras Medium: Rp 12.996/kg
Gula kristal putih: Rp 16.351/kg
Minyak goreng curah: Rp 18.747/kg
Minyak goreng kemasan premium: Rp 20.279/liter
Minyak goreng kemasan sederhana: Rp 17.458/liter
Minyak goreng Minyakita: Rp 16.610/liter
Daging sapi paha belakang: Rp 117.977/kg
Daging ayam ras: Rp 35.324/kg
Daging ayam kampung: Rp 68.130/kg
Telur ayam ras: Rp 26.566/kg
Telur ayam kampung: Rp 46.120/kg
Susu kental manis Bendera: Rp 12.413/370 gr
Susu kental manis Indomilk: Rp 12.432/370 gr
Susu bubuk Bendera: Rp 41.858/400 gr
Susu bubuk Indomilk: Rp 42.015/400 gr
Garam bata: Rp 1.679
Garam halus: Rp 9.382/kg
Cabai merah keriting: Rp 34.476/kg
Cabai merah besar: Rp 29.565/kg
Cabai rawit merah: Rp 31.301/kg
Bawang merah: Rp 34.228/kg
Bawang putih: Rp 29.754/kg
Gas elpiji: Rp 19.817
Dari data tersebut, cabai keriting naik Rp 1.342 atau 4,05 persen, cabai rawit naik Rp 1.145 atau 3,80 persen, dan cabai merah besar naik Rp 367 atau 1,26 persen. Sementara itu, bawang merah turun Rp 116 atau 0,34 persen, daging ayam kampung turun Rp 450 atau 1,29 persen, dan telur ayam kampung turun Rp 529 atau 1,13 persen.
Perubahan harga sembako tidak terjadi begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor utama adalah hukum permintaan dan penawaran. Jika permintaan meningkat tetapi pasokan tetap atau menurun, harga akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila pasokan lebih banyak dari permintaan, harga bisa turun.
Cuaca juga memegang peran penting. Produksi pertanian dapat terganggu oleh bencana alam, cuaca ekstrem, atau perubahan musim. Kekurangan pasokan akibat kondisi ini biasanya akan mendorong kenaikan harga di pasar.
Selain itu, kebijakan pemerintah seperti impor, subsidi, pajak, dan regulasi lainnya memengaruhi harga sembako. Misalnya, pembatasan impor atau penyesuaian pajak dapat membuat harga barang meningkat atau menurun tergantung kebijakan yang diterapkan.
Biaya produksi menjadi faktor lain. Kenaikan harga bahan baku, pupuk, bahan bakar, dan upah pekerja akan meningkatkan biaya produksi dan distribusi. Dampaknya, harga sembako di pasar bisa naik untuk menyesuaikan biaya yang meningkat.
Fluktuasi nilai tukar mata uang juga berpengaruh, terutama untuk komoditas yang diimpor. Jika mata uang lokal melemah, harga barang impor akan lebih mahal sehingga turut memengaruhi harga sembako domestik.
Selain itu, inflasi yang tinggi umumnya mendorong kenaikan harga karena biaya barang dan jasa meningkat. Kondisi ekonomi yang tidak stabil dapat memperburuk situasi ini.
Masalah rantai distribusi juga menjadi faktor yang tidak boleh diabaikan. Kemacetan, pemogokan, atau kendala logistik lainnya dapat menghambat pengiriman sembako, sehingga pasokan berkurang dan harga naik.
Mengingat berbagai faktor ini, harga sembako kerap mengalami fluktuasi dari hari ke hari. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan rutin memantau perkembangan harga untuk mengatur pengeluaran dan belanja harian dengan lebih efisien. Meski harga berbeda-beda di setiap pasar, data rata-rata yang dipublikasikan memberikan gambaran umum kondisi pasar di Jawa Timur.
Secara keseluruhan, meskipun beberapa komoditas seperti cabai mengalami kenaikan, dan bawang merah menurun, harga sembako hari ini relatif stabil. Masyarakat dapat menyesuaikan belanja dengan memanfaatkan informasi harga terbaru agar pengeluaran tetap terkontrol, terutama di tengah kondisi ekonomi yang dinamis dan tantangan distribusi yang kadang tidak menentu.
Memahami faktor-faktor yang memengaruhi harga sembako membantu masyarakat tidak hanya dalam perencanaan belanja, tetapi juga memahami dinamika pasar secara lebih luas. Kesiapan menghadapi fluktuasi harga merupakan bagian dari strategi rumah tangga yang bijak, sekaligus mendukung upaya menjaga stabilitas ekonomi lokal.