JAKARTA - Kolaborasi ekonomi antara Indonesia dan Chile kini memasuki tahap nyata dengan realisasi investasi senilai USD40 juta atau sekitar Rp654 miliar di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Proyek ini menandai langkah konkret dari kerja sama strategis kedua negara dalam sektor industri, khususnya produksi bola baja untuk pertambangan, yang diyakini akan memperkuat rantai pasok global serta membuka lapangan kerja baru di kawasan industri lokal.
Investasi dan Struktur Perusahaan Patungan
Investasi tersebut dilakukan melalui perusahaan patungan PT Elecmetal Longteng Indonesia, hasil kolaborasi 50-50 antara perusahaan baja Chile, Elecmetal, dan mitra Tiongkok, Longteng. Total nilai investasi mencapai USD70 juta, terdiri dari USD40 juta untuk belanja modal (capital expenditure) dan tambahan USD30 juta sebagai modal kerja saat fasilitas beroperasi penuh. Pabrik ini akan memproduksi grinding balls atau bola baja berkualitas tinggi, kebutuhan penting industri pertambangan dalam negeri maupun ekspor.
“Total nilai proyek kami sekitar USD70 juta. Secara keseluruhan, fasilitas di Batang akan menjadi basis penting produksi bola baja bagi sektor tambang,” ujar Mathias Frindt, Chief Financial Officer PT Elecmetal Longteng Indonesia. Pernyataan ini menegaskan bahwa proyek bukan sekadar investasi moneter, tetapi juga strategi jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas industri nasional.
Duta Besar Chile untuk Indonesia, Mario Ignacio Artaza, menambahkan bahwa proyek ini merupakan bukti nyata implementasi Indonesia–Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA). Walaupun bab investasi dalam perjanjian tersebut belum difinalisasi, proyek di Batang menunjukkan bahwa sektor swasta kedua negara memiliki komitmen kuat terhadap kerja sama industri.
Peluang Komplementaritas dan Dampak Global
Mario menyoroti potensi besar dari komplementaritas sumber daya alam kedua negara. Chile dikenal memiliki cadangan lithium terbesar di dunia, sementara Indonesia menjadi produsen utama nikel. Sinergi ini diharapkan memperkuat posisi kedua negara dalam rantai pasok global, terutama terkait kendaraan listrik dan teknologi baterai, membuka peluang pengembangan industri hilir bernilai tambah tinggi.
“Ini adalah investasi pertama setelah IC-CEPA berjalan. Bahkan sebelum bab investasi dirampungkan, kami sudah melihat hasil di lapangan,” ujar Mario. Pernyataan ini menekankan bahwa perjanjian bilateral bukan hanya dokumen formal, tetapi menghasilkan aksi nyata yang memberi manfaat ekonomi langsung bagi kedua negara.
Mario juga mengungkapkan bahwa rencana kunjungan Presiden Chile ke Indonesia masih dalam pembahasan. Meski belum ada tanggal resmi, kunjungan tersebut disebutnya semakin kuat dan kemungkinan terealisasi tahun ini. Agenda ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral, membuka peluang investasi baru, serta memperluas kerja sama di berbagai sektor strategis.
Manfaat Ekonomi dan Peningkatan Keterampilan
Kehadiran PT Elecmetal Longteng Indonesia diproyeksikan memberikan dampak signifikan bagi ekonomi lokal. Fasilitas ini akan menyerap tenaga kerja lokal, mendorong pengembangan keterampilan teknis, serta menjadi pusat produksi utama yang mampu memenuhi permintaan domestik dan ekspor. Dengan kapasitas tinggi, pabrik ini juga memicu efek ekonomi berganda bagi supplier bahan baku, logistik, serta jasa teknik.
Investasi ini diharapkan mendukung transformasi kawasan industri Batang, menjadi model kerja sama industri internasional yang sukses. Sinergi modal asing dan pengelolaan profesional membuka peluang kolaborasi antara perusahaan lokal, internasional, dan pemerintah daerah, membangun ekosistem industri yang kompetitif.
Secara strategis, proyek ini menegaskan bahwa Indonesia dan Chile memiliki visi jangka panjang dalam kerja sama ekonomi, memanfaatkan keunggulan komplementer sumber daya, serta menghadapi tantangan global, seperti peningkatan permintaan kendaraan listrik dan kebutuhan logam industri berkualitas tinggi.
Proyeksi dan Implementasi IC-CEPA
Realisasi investasi di Batang menunjukkan bahwa IC-CEPA tidak hanya menjadi perjanjian formal, tetapi juga menghasilkan proyek nyata dengan manfaat langsung. Kehadiran fasilitas produksi bola baja menandai langkah nyata menuju industrialisasi modern dan berkelanjutan. Investasi ini diharapkan memperkuat daya saing Indonesia di kancah industri global, sekaligus menjadi contoh bagi kerja sama sektor lain, termasuk teknologi baterai dan pengolahan logam.
Dengan dukungan modal asing dan pengelolaan profesional, proyek ini diprediksi menjadi pusat inovasi industri. Sinergi strategis ini memberikan peluang bagi pengusaha lokal untuk berkembang, meningkatkan keterampilan teknis tenaga kerja, dan memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global.
Investasi PT Elecmetal Longteng Indonesia senilai Rp654 miliar di Batang menandai era baru kerja sama strategis Indonesia–Chile. Fasilitas produksi bola baja ini tidak hanya memenuhi kebutuhan industri pertambangan nasional, tetapi juga memperkuat posisi kedua negara dalam rantai pasok global, membuka peluang kerja, serta menjadi simbol implementasi nyata IC-CEPA. Proyek ini menjadi contoh konkret bahwa investasi bilateral dapat membawa manfaat ekonomi, sosial, dan teknologi secara berkelanjutan.