Infrastruktur

Tantangan Regulasi dan Infrastruktur dalam Pemanfaatan AI di Indonesia: Peluang dan Hambatan

Tantangan Regulasi dan Infrastruktur dalam Pemanfaatan AI di Indonesia: Peluang dan Hambatan
Tantangan Regulasi dan Infrastruktur dalam Pemanfaatan AI di Indonesia: Peluang dan Hambatan

JAKARTA - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) semakin populer dan menjadi fokus utama dalam transformasi digital di berbagai sektor ekonomi. Dalam acara bergengsi "Dentons HPRP Law and Regulation Outlook 2025", Sartono, Managing Partner Dentons HPRP, memaparkan beragam manfaat AI serta tantangan yang harus diatasi guna memastikan pemanfaatan optimal dari teknologi canggih ini di Indonesia. Penggunaan AI di Indonesia menawarkan prospek yang menjanjikan, tetapi juga dibarengi dengan berbagai kendala yang memerlukan perhatian serius.

AI telah menjadi katalisator efisiensi di berbagai industri, termasuk kesehatan, keuangan, dan manufaktur. Menurut Sartono, penerapan teknologi AI dapat membawa perubahan signifikan dalam pertumbuhan bisnis layanan kesehatan. "Dengan dukungan teknologi, kita harapkan pertumbuhan bisnis layanan kesehatan ini bisa tumbuh semakin berkembang dan harapannya bisa di atas 10 persen secara rata-rata," kata Sartono. Efisiensi yang dibawa oleh teknologi AI diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan layanan kesehatan, sejalan dengan upaya untuk menyediakan perawatan yang lebih baik dan lebih cepat kepada masyarakat.

Penggunaan AI juga dinilai dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global. Sartono menyatakan bahwa banyak negara telah mulai mengintegrasikan teknologi AI dalam berbagai aspek kehidupan, dan Indonesia tidak boleh tertinggal. "Indonesia punya orang yang tidak kalah penting dan juga banyak kemampuan serta sumber daya yang harus kita kelola jauh lebih baik lagi," jelasnya. Dengan sumber daya manusia yang memadai dan peningkatan manajemen sumber daya, Indonesia memiliki potensi untuk bersaing secara efektif di pasar internasional.

Namun demikian, Sartono mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam penerapan AI di Indonesia. Salah satu tantangan utama adalah regulasi yang belum sepenuhnya siap untuk mengakomodasi perkembangan pesat teknologi ini. "Kita melihat perlu ada pemahaman yang baik antara pemangku kepentingan sehingga koordinasi yang lebih efektif bisa tercipta," ungkapnya. Regulasi yang ada saat ini perlu diperbaharui dan disesuaikan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi inovasi dan adopsi teknologi baru.

Selain regulasi, tantangan lain yang dihadapi adalah kebutuhan akan investasi dalam infrastruktur dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Dalam konteks ini, investasi yang tepat akan menjadi kunci bagi Indonesia bukan hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai pemain utama dalam pengembangan teknologi AI. "Bagaimana kita bisa membantu untuk berkembang bersama-sama tidak hanya di Indonesia tapi ekspansi itu luar negeri," tambah Sartono. Dengan investasi yang tepat, Indonesia dapat mempercepat pengembangan infrastruktur digital dan mempersiapkan tenaga kerja yang terampil untuk menghadapi tuntutan era digital.

Untuk mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan potensi AI, diperlukan kebijakan yang lebih adaptif. Pemerintah harus berperan aktif dalam menetapkan regulasi yang proaktif serta mendukung investasi yang dapat mendongkrak infrastruktur digital. Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi komponen penting. Pelatihan dan pendidikan harus diintensifkan agar tenaga kerja Indonesia siap bersaing di pasar global.

Dengan demikian, AI tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi operasional dalam berbagai industri, tetapi juga sebagai pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia di masa mendatang. Utilisasi optimal teknologi ini dapat membuka peluang baru yang belum terbayangkan sebelumnya dan membawa Indonesia ke garis depan inovasi teknologi global. Sartono dan para pemangku kepentingan lainnya percaya bahwa dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat mengatasi tantangan ini dan menjadikannya sebagai landasan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Indonesia perlu memperkuat kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi untuk menciptakan ekosistem AI yang kuat. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya mampu bersaing secara global, tetapi juga dapat menjadi pelopor dalam inovasi teknologi di kawasan Asia dan dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index