PETANI

Bulog Waikabubak Siap Serap Hasil Panen Petani, Fokus pada Ketahanan Pangan

Bulog Waikabubak Siap Serap Hasil Panen Petani, Fokus pada Ketahanan Pangan
Bulog Waikabubak Siap Serap Hasil Panen Petani, Fokus pada Ketahanan Pangan

JAKARTA – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Perum Bulog Cabang Waikabubak menyatakan kesiapan penuh untuk menampung hasil panen petani di wilayah Sumba Barat. Hal ini sejalan dengan instruksi Presiden yang mengedepankan keamanan pasokan pangan di tengah tantangan ekonomi global. Pier Solissa, Pimpinan Cabang Kantor Bulog Waikabubak, menegaskan komitmen Bulog dalam mendukung para petani daerah.

"Kami siap menampung hasil panen petani, khususnya beras dan gabah, sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan," ujar Pier Solissa dengan penuh keyakinan. Pernyataan ini disambut positif oleh para petani yang menggantungkan harapan besar pada kestabilan harga dan keberlanjutan pembelian produk pertanian mereka.

Kapasitas Gudang dan Standar Kualitas

Bulog Waikabubak saat ini mengoperasikan dua gudang dengan kapasitas total mencapai 3.000 ton. Kendati gudang tersebut baru terisi 1.200 ton, terdapat ketersediaan ruang tambahan yang cukup luas, yakni sekitar 1.800 ton. Komitmen Bulog untuk menampung hasil panen ini disertai dengan penerapan standar kualitas beras medium sesuai Keputusan Badan Pangan Nasional Nomor 16 Tahun 2023, yang merupakan pembaruan dari keputusan sebelumnya.

Standar kualitas beras medium yang ditetapkan meliputi beberapa parameter penting:
- Kadar air: Maksimal 14%
- Derajat sosoh: Minimal 95%
- Butir patah: Maksimal 25%
- Butir menir: Maksimal 8%
- Benda asing: Maksimal 0,5%

"Untuk wilayah NTT, khususnya di Sumba, pengadaan beras umumnya dalam bentuk beras, bukan gabah," kata Pier Solissa, menegaskan keunikan cara kerja pengadaan di wilayah tersebut.

Harga dan Proses Pengadaan

Harga pembelian beras dari petani telah ditetapkan sebesar Rp12.000 per kilogram. Dengan skema ini, Bulog Waikabubak mengantisipasi dapat menyerap hingga 221 ton beras hingga April 2025, dari tiga kabupaten yang berada di bawah cakupan operasionalnya: Sumba Barat, Sumba Barat Daya, dan Sumba Tengah.

Untuk menjadi mitra pengadaan beras Bulog, para petani atau kelompok tani diharapkan memenuhi beberapa persyaratan. "Para petani harus memiliki penggilingan padi dan menyiapkan data seperti KTP, NIB, dan NPWP," jelas Pier, memaparkan syarat administratif yang harus dipenuhi petani demi kelancaran proses pengadaan.

Kolaborasi dengan TNI

Dalam misi pengadaan beras ini, Bulog Waikabubak juga bekerja sama erat dengan Komando Distrik Militer (Kodim) setempat hingga level Bintara Pembina Desa (Babinsa). Kerjasama ini bertujuan untuk melihat potensi petani secara langsung dan memastikan ketersediaan pasokan beras yang berkelanjutan. Inisiatif ini mendapatkan apresiasi dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat.

Dukungan Terhadap Petani

Pier Solissa berharap para petani Sumba Barat dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menjual hasil panen mereka kepada Bulog. "Beras yang kami serap akan menjadi stok ketahanan pangan untuk masyarakat," tambahnya. Pernyataan ini menegaskan peran strategis Bulog dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pangan baik di tingkat daerah maupun nasional.

Penguatan Ketahanan Pangan Daerah dan Nasional

Dengan mengajak seluruh petani di Sumba Barat untuk berpartisipasi dalam program pengadaan beras ini, Bulog berharap dapat meningkatkan ketahanan pangan secara signifikan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar untuk mengamankan pasokan beras di tengah ancaman ketidakpastian ekonomi global dan iklim yang semakin tidak menentu.

Inisiatif ini merupakan jerih payah Bulog untuk memastikan bahwa setiap butir padi yang ditanam oleh petani memiliki kepastian pasar. “Kami tidak hanya membeli beras, tetapi menjamin masa depan ketahanan pangan kita,” tutup Pier Solissa, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mengatasi tantangan pertanian di Sumba Barat dan sekitarnya.

Dengan sinergi antara pemerintah, Bulog, dan petani, diharapkan Sumba Barat dapat menjadi contoh daerah yang sukses dalam mengelola hasil pertaniannya untuk ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index