JAKARTA - Industri kecantikan di Indonesia terus berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan e-commerce yang membuka peluang baru bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta brand lokal untuk berkembang. Salah satu kisah inspiratif dari industri ini adalah perjalanan kesuksesan Skin Game, sebuah brand kecantikan lokal yang didirikan pada tahun 2020 oleh Michella Ham, seorang pengusaha muda yang berani.
Mengawali bisnis di tengah pandemi adalah tantangan tersendiri, namun Michella Ham (28), founder dari Skin Game, memutuskan untuk melangkah. Dengan menggunakan modal dari tabungannya sendiri, Michella memulai perjalanan bisnisnya dengan visi dan tekad yang kuat. "Dengan keterbatasan ruang gerak saat itu, kami mencoba untuk mengeksplorasi peluang yang ada di e-commerce dan merasakan dampak signifikan setelah berjualan melalui Shopee," ujar Michella. Dia menambahkan, "Shopee menjadi platform e-commerce pertama di mana Skin Game lahir dan memutuskan untuk membuka toko online pertama kami."
Michella menyadari pentingnya memiliki platform yang dapat diandalkan untuk mendukung bisnisnya, terutama sebagai pelaku usaha lokal yang sedang merintis. Dalam hampir lima tahun beroperasi, Skin Game berhasil bertumbuh dengan dukungan program serta fitur yang dihadirkan oleh Shopee. Pada puncak promo 12.12, peningkatan pesanan Skin Game bahkan mencapai lebih dari tujuh kali lipat dibandingkan dengan hari biasa. Shopee terus berkontribusi secara signifikan terhadap penjualan Skin Game.
Skin Game sukses berkat kegigihan dan kerja keras timnya. Michella Ham mengalokasikan modal awalnya dengan bijaksana untuk mencakup biaya marketing, operasional, dan produksi. Pada awal berdiri, berbagai pekerjaan dari hulu ke hilir harus dilakukan sendiri oleh Michella. Namun, seiring waktu, Skin Game mulai dikenal banyak orang dan menghasilkan keuntungan. Pertumbuhan bisnis ini terlihat dari ekspansi jumlah tim, gudang, hingga kantor yang kini menjadi milik sendiri.
Awal mula inspirasi Skin Game datang dari pengalaman Michella dalam menemani suaminya berjuang melawan jerawat. Pada saat itu, keterbatasan pilihan produk lokal, terutama krim totol jerawat, mendorong Michella untuk menghadirkan Acne Warrior, salah satu produk pertama Skin Game. Dengan fokus awal pada permasalahan jerawat, saat ini Skin Game telah berhasil memperluas produknya untuk berbagai masalah kulit lainnya. Setiap produk Skin Game memiliki cerita yang berkesan dan terinspirasi dari permintaan konsumen.
"Dari awal hadir, Skin Game berfokus pada value edukasi. Kami memiliki program online consultation langsung dengan founder serta program komplain langsung dengan founder. Dengan interaksi yang dekat dengan konsumen, Skin Game melahirkan produk yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan mereka," jelas Michella. Ia menambahkan, "Saya menganut slow beauty, yaitu tidak perlu memiliki varian produk yang beragam, tetapi menghadirkan produk yang tepat sasaran."
Produk-produk Skin Game dikembangkan dengan bantuan formulator berpengalaman yang memiliki latar belakang farmasi dan kredibilitas untuk menciptakan formulasi produk terbaik. Semua produk ini diproduksi oleh pabrik di Indonesia.
Di tengah persaingan ketat dalam industri kecantikan lokal, Skin Game terus berupaya memperkuat brand mereka di kalangan konsumen. Selain menghadirkan produk Basic Skin Care yang menjadi favorit masyarakat, memperkuat relasi dengan konsumen menjadi fokus utama mereka sejak awal. Untuk membangun interaksi yang berkelanjutan, Skin Game memanfaatkan teknologi e-commerce dan tetap beradaptasi mengikuti perkembangan pasar.
Kisah sukses Skin Game membuktikan bahwa dengan tekad, inovasi, dan pemanfaatan peluang e-commerce, pelaku usaha lokal dapat bersaing dan meraih sukses di pasar yang kompetitif. Kesuksesan brand lokal ini memberikan inspirasi bagi banyak pelaku UMKM lainnya untuk terus berinovasi dan mengembangkan bisnisnya di industri kecantikan Indonesia.