MINYAK

Harga Minyak Dunia Melonjak Akibat Serangan Drone di Rusia

Harga Minyak Dunia Melonjak Akibat Serangan Drone di Rusia
Harga Minyak Dunia Melonjak Akibat Serangan Drone di Rusia

JAKARTA - Harga minyak dunia kembali menunjukkan tren peningkatan. Hal ini dipicu oleh situasi geopolitik yang semakin memanas di Rusia. Menurut laporan dari Reuters, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2025 mengalami kenaikan sebesar 40 sen, atau sekitar 0,6 persen, dan mencapai US$72,25 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman April 2025 juga mengalami peningkatan sebanyak 20 sen, atau sekitar 0,3 persen, menjadi US$76,04 per barel di London ICE Futures Exchange.

Peningkatan harga minyak dunia kali ini didorong oleh insiden serangan drone yang menargetkan stasiun pompa minyak di Rusia. Insiden ini terjadi di jalur pipa Konsorsium Caspian, yang merupakan jalur penting bagi penyaluran minyak dari Kazakhstan ke pasar dunia. Dampak dari serangan tersebut mengakibatkan berkurangnya aliran minyak melalui jalur pipa ini sekitar 30 hingga 40 persen. Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, menjelaskan bahwa pemangkasan sebesar 30 persen ini setara dengan reduksi pasokan minyak mencapai 380.000 barel per hari.

"Kita sedang menghadapi gangguan serius pada jalur pipa ini yang mempengaruhi volume aliran minyak ke pasar internasional," ujar Alexander Novak dalam sesi konferensi pers di Moskow.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, turut memberikan pernyataannya mengenai serangan drone ini. Putin menduga bahwa insiden ini tidak lepas dari campur tangan negara-negara Barat yang menjadi sekutu Ukraina. "Terdapat kemungkinan besar bahwa serangan ini dirancang dengan intervensi pihak-pihak eksternal yang ingin menggoyahkan stabilitas pasokan energi global," ungkap Putin.

Kondisi geopolitik di kawasan ini terus memanas dan memberikan dampak yang signifikan pada pasar energi dunia. Kenaikan harga minyak ini menjadi perhatian utama banyak negara yang khawatir akan potensi melonjaknya biaya energi dalam skala global.

Sejumlah analis pasar energi menyebutkan bahwa situasi ini dapat menciptakan tekanan tambahan pada pasar yang sudah mengalami ketegangan karena berbagai faktor, termasuk kebijakan produksi dari OPEC+, dan ketidakpastian permintaan seiring dengan fluktuasi pertumbuhan ekonomi global. Ed Morse, seorang pakar energi dari Citigroup, memperkirakan bahwa volatilitas harga minyak akan terus berlanjut selama ketegangan politik masih berlangsung. "Harga minyak sangat dipengaruhi oleh situasi-situasi geopolitik demikian, dan kami memperkirakan ketidakpastian akan terus mendominasi selama beberapa minggu ke depan," katanya.

Negara-negara konsumen minyak utama di dunia saat ini sedang memantau dengan seksama perkembangan situasi di Rusia dan dampaknya terhadap harga energi global. Pengamat dari berbagai institusi ekonomi internasional juga menyerukan pentingnya mencari solusi diplomatik untuk menghindari eskalasi lebih lanjut yang dapat mengganggu pasokan energi dunia.

Fluktuasi harga minyak yang terjadi saat ini menambah daftar panjang tantangan global yang sedang dihadapi, di mana pasar energi yang stabil sangat dibutuhkan untuk mendukung pemulihan ekonomi dunia pascapandemi. Banyak analis menekankan perlunya strategi jangka panjang yang mengedepankan investasi pada sumber energi terbarukan guna meminimalisir ketergantungan terhadap minyak bumi yang kerap kali menjadi sumber volatilitas pasar.

Situasi yang mempengaruhi harga minyak mentah dunia ini tidak hanya berdampak pada nilai ekonomi langsung, namun juga memberikan pengaruh psikologis terhadap pelaku pasar dan kebijakan energi di berbagai negara. Ketidakpastian yang ditimbulkan mengharuskan berbagai pihak untuk lebih berhati-hati dalam merencanakan produksi dan distribusi energi di masa depan. Otoritas energi di berbagai negara menyarankan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak dari volatilitas pasar minyak yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Dengan harga minyak yang kembali tertekan naik, pembuat kebijakan global dihadapkan pada tantangan untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan kelangsungan pasokan energi yang berkelanjutan. Sangat penting bagi pihak terkait untuk mengambil tindakan yang mengedepankan dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik-konflik yang mempengaruhi sektor energi dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index