Pendidikan

Dewi Soekarno Tinggalkan Status WNI untuk Caleg di Jepang: Menilik Latar Belakang Pendidikan dan Perjalanan Hidupnya

Dewi Soekarno Tinggalkan Status WNI untuk Caleg di Jepang: Menilik Latar Belakang Pendidikan dan Perjalanan Hidupnya
Dewi Soekarno Tinggalkan Status WNI untuk Caleg di Jepang: Menilik Latar Belakang Pendidikan dan Perjalanan Hidupnya

JAKARTA - Dewi Soekarno, atau yang dikenal sebagai Ratna Sari Dewi, baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah memutuskan untuk melepaskan status kewarganegaraan Indonesia. Langkah ini diambil mantan istri Presiden pertama Indonesia, Soekarno, untuk menjalani ambisi politiknya dengan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di Jepang. Melihat kembali perjalanan hidupnya, Dewi yang memiliki nama asli Naoko Nemoto ini, memiliki latar belakang pendidikan yang menarik serta perjalanan hidup yang penuh warna.

Dewi Soekarno lahir di Tokyo pada 6 Februari 1940 dari keluarga sederhana. Ayahnya merupakan pekerja konstruksi migran, yang membuat Dewi harus menjalani pendidikan sambil bekerja untuk membantu kebutuhan keluarganya. Meskipun demikian, Dewi tidak pernah kehilangan semangatnya untuk mengejar pendidikan. Ia mengawali pendidikan dasarnya di Togai School, Tokyo, sekitar tahun 1946, dan kemudian melanjutkan pendidikannya di Koryo School dan Mita School pada tahun 1952 hingga 1955.

Ketertarikannya terhadap seni dan sastra menjadi dorongan utama Dewi untuk mempelajari tarian klasik Jepang, bernyanyi, dan bermain drama. Ini semua diwujudkannya di Sishere Hayakawa Art Production, yang menjadi pintu gerbang Dewi memasuki dunia hiburan. Wajahnya yang cantik dan kecakapannya dalam seni membuatnya sering muncul di berbagai pertunjukan terkemuka di Tokyo.

Pentingnya keterampilan bahasa menjadi prioritas dalam hidup Dewi sejak muda. Dewi Soekarno memutuskan untuk mempelajari bahasa Inggris, dan keputusannya ini membuka jalan baru dalam hidupnya. Pada Juni 1959, Dewi bertemu Soekarno di Jepang, dan pertemuan itu mengubah jalan hidupnya selamanya. Soekarno yang terkesima dengan Dewi kemudian mengundangnya ke Indonesia. Akhirnya pada 3 Maret 1962, Naoko resmi menjadi istri dari Presiden Soekarno dan memperoleh status sebagai warga negara Indonesia.

Sepanjang pernikahannya dengan Soekarno, Dewi yang kini berusia 84 tahun, menunjukkan ketertarikan tidak hanya dalam bidang seni tetapi juga politik. Selama menjadi pendamping Presiden Soekarno, Dewi memainkan peran penting di beberapa aspek kehidupan, termasuk seni, politik, dan ekonomi. Selain itu, Dewi juga dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan budaya.

Langkah Dewi Soekarno untuk mendirikan Partai 12 Heiwa To (Heiwa berarti perdamaian) menunjukkan komitmen politiknya di Jepang. Menurut pemberitaan dari Kompas.com, partai ini bergerak di bidang perlindungan hewan, terutama untuk melarang konsumsi daging anjing dan kucing. “Langkah pertama dan terpenting yang ingin dicapai partai kami adalah pemberlakuan undang-undang larangan memakan anjing dan kucing,” ujar Dewi dalam konferensi persnya di Tokyo. Nama partai ini juga menggambarkan komitmen untuk perdamaian dan perlindungan hewan di Negeri Sakura.

Keputusan untuk mengembalikan kewarganegaraan Jepang dan mendirikan partai politik lokal semakin menunjukkan keinginan Dewi untuk berpartisipasi aktif dalam politik Jepang. Setelah melepas paspor Indonesia, Dewi berencana kembali menjadi warga negara Jepang untuk mengejar ambisi politiknya.

Langkah Dewi Soekarno yang meninggalkan status WNI demi agenda politik di Jepang ini menambah catatan panjang perjalanan hidupnya yang luar biasa. Dari seorang gadis yang lahir di tengah kesederhanaan di Tokyo, hingga menjadi sosok berpengaruh di Indonesia dan beralih ke panggung politik Jepang, cerita Dewi merupakan inspirasi bagaimana kegigihan, pendidikan, dan kesenian bisa memainkan peran besar dalam kehidupan. Terobosan politiknya saat ini juga menunjukkan pentingnya mempertahankan idealisme dalam memperjuangkan perubahan. Di akhir harapan, Dewi berencana menciptakan dunia yang lebih baik melalui jalur hukum dan politik, dengan fokus pada kesejahteraan hewan dan nilai-nilai kemanusiaan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index