Bisnis

Empowered Academy dan Ngalup Dukung 24 UMKM Disabilitas Kembangkan Bisnis di Malang

Empowered Academy dan Ngalup Dukung 24 UMKM Disabilitas Kembangkan Bisnis di Malang
Empowered Academy dan Ngalup Dukung 24 UMKM Disabilitas Kembangkan Bisnis di Malang

JAKARTA - Membangun legalitas dan memperkuat merek produk usaha ternyata bukan hal yang mudah, terutama bagi para pengusaha dengan keterbatasan fisik. Untuk mengatasi tantangan ini, Ngalup Collaborative Network (Ngalup.co), bekerja sama dengan Bangun Bangsa, telah meluncurkan sebuah inisiatif yang dinamakan Empowered Academy. Program ini dirancang khusus untuk mendukung pengembangan bisnis para pelaku usaha dari kalangan disabilitas di Malang, dengan tujuan untuk mengubah pandangan bahwa warga disabilitas tidak dapat berwirausaha.

Berbasis di Malang Creative Center (MCC) dan berlangsung setiap akhir pekan, Empowered Academy bertujuan untuk memberikan dukungan komprehensif bagi perintis bisnis disabilitas. Ainur Rofiq, Project Manager Ngalup.co, menjelaskan kepada Malang Posco Media, "Kami memulai inisiatif ini pada Agustus 2024 lalu, dan kelas-kelas pertama baru saja dimulai pada awal 2025." Hingga saat ini, sudah ada 24 peserta yang terdaftar, yang semuanya merupakan individu dengan keterbatasan fisik, namun telah memiliki bisnis atau rencana untuk memulai usaha mereka sendiri, tambahnya.

Para peserta program Empowered Academy dikategorikan menjadi dua kelompok: Un Business dan In Business. Un Business mencakup mereka yang masih dalam tahap perencanaan usaha namun memiliki konsep bisnis yang matang. Sedangkan In Business diperuntukkan bagi mereka yang sudah memulai bisnis namun masih dalam tahap merintis. Dalam program ini, para peserta diberikan berbagai bentuk pendampingan dalam inkubasi bisnis.

"Yang paling banyak dikonsultasikan adalah pembuatan NIB (Nomor Induk Berusaha), legalitas usaha hingga merek dagang mereka. Mayoritas peserta tidak tahu bagaimana prosedural untuk mengurusnya," jelas Rofiq. Program ini memberikan akses pembelajaran yang krusial, membantu peserta untuk menjembatani keinginan mereka dalam memiliki usaha mandiri dan mencapai kemandirian finansial.

Rofiq menyatakan bahwa Empowered Academy bertujuan untuk mengubah stigma sosial terhadap pelaku usaha disabilitas. Banyak dari peserta program ini yang telah berhasil mengembangkan bisnis yang memiliki pelanggan setia. "Ada yang punya bisnis membuat baju-baju, karpet, makanan, dan minuman. Banyak sekali. Kami ingin mengangkat pencapaian mereka yang memiliki potensi besar," ujarnya.

Program Empowered Academy ini akan berlangsung selama total delapan bulan. Setelah program ini selesai, peserta diberi kesempatan untuk memamerkan produk hasil karya mereka dalam sebuah event pameran. Acara ini diharapkan dapat meningkatkan eksposur dan memperluas jaringan bisnis peserta, serta memperkuat posisi mereka di pasar.

Dengan inisiatif ini, Empowered Academy berharap dapat membuka mata publik bahwa para pelaku usaha dari kalangan disabilitas bisa menjadi aset penting dalam dunia bisnis. Program ini juga diharapkan dapat memberi dorongan semangat kepada para peserta untuk tidak hanya mengembangkan usaha mereka sendiri tetapi juga menginspirasi komunitas lebih luas untuk melihat potensi besar yang dimiliki oleh para pengusaha dengan disabilitas.

Sebagai penutup, Ainur Rofiq menambahkan harapannya, "Kami percaya bahwa setiap individu memiliki potensi yang unik. Dengan pelatihan dan dukungan yang tepat, para pelaku usaha disabilitas ini dapat mencapai kesuksesan yang tidak kalah dengan pebisnis lainnya." Melalui program yang inovatif ini, Empowered Academy dan Ngalup Collaborative Network berharap dapat menciptakan dampak yang signifikan dalam membangun ekosistem bisnis yang inklusif di Malang dan sekitarnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index