Erick Thohir

Indonesia Menuju Revolusi Keuangan dengan Peluncuran Bank Emas: Erick Thohir Prediksi Kenaikan PDB hingga Rp 245 Triliun

Indonesia Menuju Revolusi Keuangan dengan Peluncuran Bank Emas: Erick Thohir Prediksi Kenaikan PDB hingga Rp 245 Triliun
Indonesia Menuju Revolusi Keuangan dengan Peluncuran Bank Emas: Erick Thohir Prediksi Kenaikan PDB hingga Rp 245 Triliun

JAKARTA - Akan ada revolusi baru dalam bidang keuangan Indonesia. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, baru saja bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto untuk membahas peluncuran Bullion Services atau yang lebih dikenal dengan Bank Emas. Rencana ini diumumkan akan resmi diluncurkan pada tanggal 26 Februari 2025. Initiative ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi nasional dan masyarakat luas.

Masyarakat dan Ekonomi Nasional di Ambang Kesempatan Baru

Bank Emas hadir dengan beberapa fitur yang menggiurkan bagi masyarakat. Fasilitas yang ditawarkan mencakup penitipan emas, perdagangan emas, simpanan emas, dan pembiayaan emas yang semuanya dirancang untuk mendorong masyarakat agar lebih aktif terlibat dalam transaksi berbasis emas.

"Dengan adanya Bank Emas di Indonesia, masyarakat bisa melakukan transaksi seperti penitipan emas, perdagangan emas, simpanan emas dan pembiayaan emas," ujar Erick Thohir melalui postingan di media sosial Instagram. Fasilitas ini tidak hanya berfungsi sebagai alat transaksi melainkan juga sebagai alat investasi yang diyakini mempromosikan keamanan serta pertumbuhan nilai aset.

Erick menjelaskan, dari perspektif ekonomi, kehadiran Bank Emas berpotensi luar biasa untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp 245 triliun. Tidak hanya itu, potensi pembukaan hingga 800 ribu lapangan kerja baru digadang-gadang akan tercipta. Ini merupakan sinyal positif bagi sebuah negara yang terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekosistem hilirisasi emas.

Kelahiran Bank Emas: Kolaborasi Pegadaian dan BSI

Sejalan dengan perkembangan ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengonfirmasi bahwa dua lembaga keuangan Indonesia, PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI), telah dipilih untuk mempelopori peluncuran ini. "Dua, Pegadaian dan BSI," kata Airlangga di kantornya. Menurutnya, PT Pegadaian akan mewakili sektor keuangan non-bank, sementara BSI akan mewakili sektor keuangan berbasis syariah.

Langkah ini dinilai strategis untuk memperkuat stabilitas ekonomi nasional sekaligus memenuhi permintaan pasar terhadap produk-produk finansial berbasis emas. Airlangga menegaskan bahwa saat ini belum ada institusi lain yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menjalankan pengelolaan emas ini.

Regulasi dan Peluang: Menghadapi Masa Depan dengan Optimisme

Sebelum resmi beroperasi, PT Pegadaian (Persero) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan kegiatan usaha bullion. Kegiatan ini melibatkan simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan emas, penitipan emas, dan berbagai aktivitas keuangan lain yang berkaitan dengan emas. Dengan izin ini, kedua lembaga tersebut dipersiapkan untuk memulai langkah baru dalam industri keuangan Indonesia.

Kehadiran Bank Emas menandai era baru dalam perbankan di Indonesia, yang tidak hanya berfokus pada hilirisasi sumber daya mineral namun juga membuka peluang besar bagi perputaran dana masyarakat melalui instrumen yang aman dan bernilai tinggi. Berbagai pihak memandang langkah ini sebagai upaya positif untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Erick Thohir mengakhiri pernyataannya dengan pesan optimistis, “BUMN melalui Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia menjadi pelopor Bank Emas di Indonesia yang akan segera diresmikan oleh Bapak Presiden Prabowo.”

Dengan perkembangan ini, Indonesia diharapkan mampu meningkatkan daya saingnya di pasar global sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Seiring peluncuran Bank Emas, Indonesia bersiap menyambut masa depan keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index