JAKARTA - Laga antara Villarreal dan Juventus di Estadio La Ceramica, Kamis dini hari WIB, tak kalah dramatis dari prediksi banyak pengamat.
Duel sengit itu berakhir dengan skor imbang 2-2, membuat kedua tim kembali gagal meraih kemenangan di fase grup Liga Champions 2025/2026.
Pertandingan ini menyuguhkan banyak momentum berharga dan tekanan tinggi dari kedua kubu, yang sama-sama mengincar kemenangan pertama mereka di turnamen.
Pembuka yang Menegangkan
Villarreal memulai laga dengan pendekatan agresif. Suporter tuan rumah meneriakkan dukungan penuh sejak menit awal, membakar semangat para pemain di lapangan.
Namun, tekanan mereka sempat tertahan ketika Juan Cabal harus ditarik keluar karena cedera otot pada menit ke-16 digantikan oleh Mario. Ketidaknyamanan awal ini tidak menghentikan laju serangan tuan rumah.
Hanya dua menit setelah pergantian, Villarreal berhasil mengejutkan Juventus. Georges Mikautadze mencetak gol pembuka yang indah, memanfaatkan umpan matang dari Nicolas Pepe dan menaklukkan kiper Mattia Perin.
Meski sempat ditinjau oleh VAR, gol itu akhirnya disahkan. Skor 1-0 untuk Villarreal meninggalkan perasaan campur antara antusiasme dan kewaspadaan tim tamu.
Tak butuh waktu lama, Villarreal nyaris menggandakan skor: Alfonso Pedraza melepaskan tembakan keras yang membentur tiang gawang Juventus.
Usaha itu membuktikan bahwa tuan rumah tidak puas dengan keunggulan tipis. Juventus, di sisi lain, mulai merespon. Weston McKennie melepaskan sundulan yang membahayakan gawang Villarreal, namun sayangnya berhasil digagalkan oleh kiper Arnau Tenas.
Menjelang babak pertama usai, tekanan dari Juventus semakin intens. Villarreal merespons dengan serangan balik cepat, salah satu serangannya mencapai Tajon Buchanan, yang melepaskan tembakan yang ditepis Perin. Skor tetap 1-0 untuk Villarreal hingga turun minum.
Kebangkitan Juventus di Babak Kedua
Pada babak kedua, Juventus melakukan perubahan taktis. Francisco Conceicao masuk menggantikan Teun Koopmeiners, sebuah langkah berani dari pelatih yang terbukti efektif. Hasilnya muncul cepat: menit ke-48, Federico Gatti menyamakan skor lewat tendangan salto spektakuler setelah memanfaatkan lemparan ke dalam dari Lloyd Kelly.
Tak lama kemudian, Juventus benar-benar berbalik unggul. Pada menit ke-51, Conceicao memaksimalkan blunder dari Dani Parejo dan mencetak gol keduanya di laga ini, membawa Juventus memimpin 2-1. Stadion tuan rumah terdiam sesaat, sebelum kembali bergemuruh menyambut peningkatan intensitas pertandingan.
Juventus makin bermain ofensif. Kelly dan Jonathan David memiliki peluang emas, dengan sundulan Kelly yang hampir menjebol gawang dan chip David yang menghantam mistar. Namun, keberuntungan belum berpihak pada mereka untuk memperlebar jarak.
Villarreal tak tinggal diam. Mereka terus menekan pertahanan Juventus, mencari celah untuk menyamakan kedudukan. Pada menit ke-90, usaha panjang tersebut membuahkan hasil.
Renato Veiga berhasil menyamakan skor lewat sundulan keras dari Ilias Akhomach yang menerima umpan sepak pojok. Gol dramatis itu memicu teriakan meriah seluruh stadion dan memastikan skor menjadi 2-2.
Garis Besar Taktik dan Momentum
Pertandingan ini menunjukkan bagaimana dua tim besar dapat saling memberi tekanan dan memaksa lawan untuk berubah taktik.
Villarreal dengan agresivitasnya mencoba mengeksploitasi ruang di sisi pertahanan lawan, sedangkan Juventus menggunakan fleksibilitas pemain pengganti untuk membalikkan keadaan.
Perubahan yang dilakukan Juventus dengan memasukan Conceicao sangat krusial. Tanpa itu, mereka mungkin tak mampu membalikkan keunggulan Villarreal.
Tapi usaha keras Villarreal, terutama di akhir laga, membuktikan daya juang mereka masih tinggi. Gol penyama pada menit terakhir menunjukkan bahwa tim tidak menyerah hingga detik terakhir.
Konsekuensi Hasil dan Tantangan ke Depan
Hasil imbang ini membuat Villarreal dan Juventus berbagi satu poin dari pertandingan ini. Keduanya kini memiliki dua poin dari dua laga awal belum ada kemenangan yang diraih. Posisi di klasemen menjadi krusial untuk kelangsungan mereka di turnamen ini.
Bagi Juventus, meraih kemenangan pada pertandingan selanjutnya menjadi sangat penting jika ingin mengembalikan momentum dan menjaga harapan lolos ke fase gugur. Tekanan akan semakin meningkat, terutama dari ekspektasi besar yang melekat pada klub besar seperti mereka.
Villarreal di sisi lain mendapatkan suntikan moral lewat gol akhir, namun mereka juga harus memperkuat pertahanan agar tak mudah dibobol di laga-laga mendatang. Materi pemain, strategi, dan ketahanan mental akan diuji di setiap pekan berikutnya.
Susunan Pemain
Villarreal: Arnau Tenas; Alfonso Pedraza, Renato Veiga, Rafa Marin, Santiago Mourino; Pape Gueye, Dani Parejo, Santi Comesana; Tajon Buchanan, Georges Mikautadze, Nicolas Pepe.
Juventus: Mattia Perin; Lloyd Kelly, Federico Gatti, Pierre Kalulu; Juan Cabal (Mario 16’), Manuel Locatelli, Weston McKennie, Andrea Cambiaso; Kenan Yildiz, Teun Koopmeiners (Francisco Conceicao 46’), Jonathan David.
Pertandingan Villarreal vs Juventus ini memperkaya kisah Liga Champions musim ini dengan drama, strategi, dan semangat juang tinggi.
Gol-gol indah dan perubahan momentum menjadi bagian dari daya tarik laga ini, sekaligus pengingat bahwa di kompetisi antar klub terbaik Eropa, tak ada yang mudah.
Kini, kedua tim harus segera bangkit. Juventus perlu menegaskan daya tempurnya di laga-laga berikutnya, sementara Villarreal mesti konsisten dan tak terlena dengan hasil imbang ini. Peluang lolos masih terbuka lebar, dan siapa pun bisa menjadi kejutan di sisa perjalanan turnamen.
Dengan semangat tinggi dan persaingan ketat, Liga Champions musim ini semakin terasa hidup dan penuh cerita menarik.