DPR Dorong Integrasi Transportasi Modern di Terminal Pondok Cabe

Senin, 22 September 2025 | 09:06:34 WIB
DPR Dorong Integrasi Transportasi Modern di Terminal Pondok Cabe

JAKARTA - Upaya meningkatkan kualitas konektivitas transportasi kembali mendapat sorotan penting melalui kunjungan kerja Komisi V DPR RI ke Terminal Tipe A Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten. 

Kunjungan ini bukan sekadar agenda pengawasan, melainkan momentum untuk menegaskan bahwa terminal harus hadir sebagai simpul perjalanan yang benar-benar memudahkan mobilitas masyarakat. 

Dalam peringatan Hari Perhubungan Nasional 2025, para legislator menekankan pentingnya integrasi antarmoda sebagai kunci agar terminal ini berfungsi maksimal dan tidak sekadar menjadi bangunan tanpa manfaat nyata.

Integrasi Jadi Kunci Konektivitas

Anggota Komisi V DPR RI Musa Rajekshah menyoroti berbagai persoalan yang masih membelit Terminal Pondok Cabe, mulai dari akses transportasi umum yang terbatas, keberadaan terminal bayangan, hingga minimnya penumpang dan operator bus yang aktif. 

Menurutnya, tanpa integrasi dengan moda transportasi lain seperti MRT, LRT, atau KRL, keberadaan terminal akan sulit memberikan manfaat besar bagi masyarakat.

“Jika tidak segera diintegrasikan dengan MRT, LRT, atau KRL, terminal ini hanya akan jadi bangunan tanpa fungsi nyata bagi rakyat. Terminal harus benar-benar berfungsi sebagai simpul transportasi yang memudahkan masyarakat,” tegas Musa.

Sebagai anggota DPR yang membidangi infrastruktur dan perhubungan, Musa menekankan pentingnya langkah cepat untuk menghubungkan Terminal Pondok Cabe dengan jaringan transportasi yang sudah berkembang pesat di wilayah Jabodetabek. 

Menurutnya, integrasi bukan hanya tentang menambah jalur atau fasilitas fisik, tetapi juga menciptakan layanan yang nyaman, aman, dan terjangkau agar masyarakat terdorong memanfaatkan transportasi umum.

Terminal sebagai Pusat Ekonomi

Selain menyoroti konektivitas, Musa juga mengingatkan perlunya mengembangkan terminal sebagai pusat kegiatan ekonomi. “Terminal yang dikelola dengan baik akan menghadirkan manfaat ganda, mendukung mobilitas sekaligus pertumbuhan ekonomi lokal melalui pemberdayaan UMKM,” ujarnya.

Ia melihat bahwa potensi ekonomi di sekitar terminal sangat besar. Jika area terminal dimanfaatkan secara kreatif, pelaku usaha kecil dapat memperoleh ruang untuk membuka kios, kedai makanan, atau layanan jasa yang dibutuhkan penumpang. 

Hal ini tidak hanya menghidupkan suasana terminal, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

Tantangan Operasional di Lapangan

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda (Ditjen Intram) Kemenhub Dedy Cahyadi mengakui bahwa operasional Terminal Pondok Cabe belum berjalan optimal. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan akses angkutan umum menuju terminal, yang berdampak pada rendahnya minat penumpang.

“Jumlah bus yang masuk lebih banyak dibanding penumpang yang berangkat dari terminal. Untuk itu, perlu segera disiapkan layanan feeder yang terhubung langsung dengan simpul transportasi lain,” jelas Dedy.

Menurutnya, keberadaan layanan feeder atau angkutan pengumpan sangat penting untuk menghubungkan terminal dengan moda transportasi utama seperti stasiun KRL, halte MRT, atau pusat kota. Tanpa layanan ini, masyarakat cenderung memilih moda transportasi yang lebih praktis, sehingga terminal tidak akan berfungsi sesuai perencanaan awal.

Dedy menegaskan bahwa Ditjen Intram Kemenhub akan mendorong berbagai inovasi dalam pengelolaan terminal. “Dengan penguatan feeder dan integrasi fisik ke simpul transportasi sekitar, Terminal Pondok Cabe dapat menjadi simpul perjalanan yang benar-benar diminati masyarakat,” ujarnya.

Kunjungan Komisi V DPR RI

Kunjungan kerja spesifik ke Terminal Pondok Cabe dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae, bersama jajaran anggota Komisi V lainnya. 

Dalam kunjungan tersebut, para legislator meninjau kondisi fasilitas terminal, mengevaluasi pelayanan yang ada, serta menyerap masukan dari pengelola dan masyarakat.

Hasil kunjungan ini akan menjadi bahan evaluasi dalam penyusunan kebijakan pembangunan terminal-terminal baru di berbagai kota lain di Indonesia. 

Komisi V menilai bahwa pengalaman di Terminal Pondok Cabe dapat menjadi pelajaran penting agar terminal lain yang sedang dibangun atau direncanakan dapat berfungsi optimal sejak awal.

Momentum Hari Perhubungan Nasional

Kegiatan kunjungan ini bertepatan dengan Hari Perhubungan Nasional 2025, yang menjadi momentum penting untuk menjawab berbagai tantangan sektor transportasi. Peringatan tahunan ini dimaknai sebagai ajakan untuk mewujudkan sistem transportasi yang lebih modern, terintegrasi, dan berpihak pada masyarakat luas.

Peringatan ini juga mengingatkan bahwa transportasi bukan hanya sarana mobilitas, tetapi juga instrumen pemerataan ekonomi. Dengan konektivitas yang baik, distribusi barang dan jasa menjadi lebih lancar, biaya logistik menurun, dan daya saing nasional meningkat.

Sejarah dan Pengelolaan Terminal

Terminal Pondok Cabe sendiri diresmikan pada 31 Desember 2018 sebagai terminal tipe A yang melayani angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP) dan angkutan kota. Sesuai amanat UU Nomor 23 Tahun 2014, pengelolaan terminal tipe A merupakan kewenangan pemerintah pusat.

Sebelumnya, terminal ini dikelola oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Kini, proses serah terima pengelolaan menuju Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan sedang berlangsung. 

Dengan peralihan ini, diharapkan koordinasi pengelolaan menjadi lebih efektif sehingga pelayanan kepada masyarakat semakin meningkat.

Dorongan untuk Aksi Nyata

Komisi V DPR RI menegaskan bahwa integrasi transportasi di Terminal Pondok Cabe harus segera diwujudkan agar terminal tidak hanya menjadi proyek fisik semata. 

Dengan pengelolaan profesional, layanan feeder yang memadai, serta dukungan infrastruktur pendukung, terminal ini berpotensi menjadi simpul transportasi modern yang dapat menghubungkan berbagai moda perjalanan di kawasan Jabodetabek.

Langkah integrasi bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga menuntut komitmen jangka panjang dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, operator transportasi, dan pelaku usaha. 

Jika seluruh pihak mampu bekerja sama, Terminal Pondok Cabe dapat berkembang menjadi model terminal masa depan yang memberikan manfaat ganda: memperlancar mobilitas masyarakat sekaligus menggerakkan perekonomian lokal.

Peningkatan peran Terminal Pondok Cabe sebagai simpul transportasi modern menjadi bagian dari upaya besar mewujudkan sistem transportasi nasional yang efisien, aman, dan ramah masyarakat. 

Dukungan Komisi V DPR RI, kolaborasi pemerintah, serta partisipasi operator dan pengguna menjadi kunci agar terminal ini benar-benar menjadi contoh keberhasilan integrasi transportasi di Indonesia.

Terkini

12 Rekomendasi Tempat Kuliner Terbaik di Labuan Bajo

Senin, 22 September 2025 | 16:37:40 WIB

Panduan Lengkap Kuliner Badung Bali: 7 Tempat Makan Terbaik

Senin, 22 September 2025 | 16:37:39 WIB

6 Resep Pie Susu Berbagai Rasa, Camilan Manis Mudah Dibuat

Senin, 22 September 2025 | 16:37:38 WIB

Hasil Drawing Korea Open 2025 dan Daftar Atlet Indonesia

Senin, 22 September 2025 | 16:37:36 WIB