OJK Dorong Investor Muda Perkuat Pasar Modal

Senin, 01 September 2025 | 08:52:20 WIB
OJK Dorong Investor Muda Perkuat Pasar Modal

JAKARTA - Perkembangan pasar modal Indonesia pada tahun 2025 menunjukkan tren yang menggembirakan dengan semakin aktifnya generasi muda sebagai pelaku investasi. Tidak hanya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan jumlah investor, tetapi kehadiran anak muda juga mendorong terciptanya pasar modal yang lebih dinamis, stabil, dan inklusif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menegaskan bahwa peran generasi muda kini menjadi kunci penting dalam memperluas akses keuangan nasional.

Hingga pertengahan Agustus 2025, jumlah investor pasar modal tercatat telah mencapai 17,6 juta orang. Dari jumlah tersebut, lebih dari separuh atau sekitar 54 persen di antaranya merupakan investor berusia di bawah 30 tahun. Angka ini menunjukkan betapa besar minat generasi muda dalam memanfaatkan instrumen investasi modern untuk mengembangkan aset mereka. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menilai fenomena ini sebagai sinyal positif yang perlu terus diperkuat dengan literasi keuangan sejak dini.

Keterangan tersebut disampaikan Inarno dalam acara Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) yang berlangsung di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, pada 27–29 Agustus 2025. Acara ini menghadirkan sekitar 1.000 mahasiswa sebagai peserta utama. Inarno menegaskan, generasi muda tidak cukup hanya berperan sebagai investor semata, melainkan juga harus menjadi agen edukasi bagi lingkungan sekitarnya.

“Pemahaman investasi yang benar dapat melindungi masyarakat dari penipuan berkedok investasi. Pertumbuhan jumlah investor muda memberikan kontribusi yang sangat positif bagi stabilitas dan likuiditas pasar modal,” ujarnya.

Selain mengangkat isu pentingnya partisipasi anak muda, data OJK juga menyoroti peran daerah dalam penguatan pasar modal. Kabupaten Banyumas tercatat sebagai daerah dengan jumlah investor pasar modal terbanyak kedua di Jawa Tengah setelah Kota Semarang. Total investor di Banyumas telah mencapai 108.000 orang. Fakta ini sekaligus membuktikan bahwa ketertarikan terhadap pasar modal tidak hanya terpusat di kota besar, tetapi juga tumbuh pesat di daerah.

Namun, meski pertumbuhan jumlah investor tergolong positif, Inarno tetap memberikan peringatan kepada mahasiswa agar tidak mudah tergoda investasi instan yang menjanjikan keuntungan besar. Menurutnya, fenomena penipuan berkedok investasi yang marak beredar di media sosial kerap menyasar kalangan muda. Untuk itu, OJK kembali mengingatkan pentingnya prinsip kehati-hatian dalam memilih instrumen investasi yang aman dan terpercaya.

“Generasi muda harus mampu menjadi duta literasi dan inklusi keuangan, baik di keluarga maupun masyarakat. Yang paling penting, berinvestasilah dengan bijak agar terhindar dari risiko yang tidak bertanggung jawab,” kata Inarno.

Kegiatan SEPMT 2025 di Purwokerto sendiri menjadi bagian dari rangkaian peringatan 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia. Acara tersebut dilaksanakan OJK bersama Self-Regulatory Organizations (SRO), yakni Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), serta Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Dukungan penuh juga datang dari pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan yang memiliki kepedulian terhadap pertumbuhan pasar modal.

Pemilihan Purwokerto sebagai lokasi penyelenggaraan dinilai strategis. Kota ini memiliki potensi besar dalam mencetak generasi investor muda yang andal, seiring dengan keberadaan sejumlah perguruan tinggi yang menjadi pusat aktivitas akademik dan pembelajaran. Dengan mengedepankan literasi sejak masa kuliah, mahasiswa diharapkan dapat membangun pola pikir yang sehat terkait investasi dan menjadikannya bagian dari gaya hidup finansial modern.

Rektor Universitas Jenderal Soedirman, Akhmad Sodiq, memberikan apresiasi tinggi atas penyelenggaraan acara tersebut. Ia menekankan pentingnya literasi finansial bagi mahasiswa agar tidak mudah tergoda pinjaman online ilegal maupun investasi bodong yang marak beredar.

“Kami berharap adik-adik menyebarkan ilmu yang diperoleh hari ini kepada teman sebaya maupun keluarga di kampung halaman,” ucapnya.

Selain sesi edukasi, SEPMT 2025 juga membuka ruang dialog interaktif antara mahasiswa dan pelaku pasar modal. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan materi teori, tetapi juga kesempatan untuk memahami mekanisme pasar sekaligus risiko yang mungkin timbul dari setiap instrumen investasi. Dengan cara ini, mereka diharapkan mampu mengambil keputusan investasi secara lebih cerdas dan bertanggung jawab.

Melalui kegiatan ini, OJK bersama SRO ingin mempertegas bahwa literasi investasi tidak sekadar menyasar kalangan profesional, tetapi juga perlu dimulai dari generasi muda. Pasalnya, mahasiswa hari ini adalah calon pemimpin di masa depan yang akan membawa dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Peran generasi muda dalam memperkuat pasar modal Indonesia pada akhirnya tidak hanya berhenti pada jumlah, melainkan juga kualitas. Dengan pemahaman yang baik, anak muda dapat menjadi motor penggerak inklusi keuangan sekaligus pelindung masyarakat dari praktik investasi ilegal.

Seiring meningkatnya angka partisipasi investor muda, optimisme terhadap masa depan pasar modal Indonesia kian menguat. Kehadiran mereka menciptakan ekosistem yang lebih sehat, likuid, serta berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan tujuan besar OJK dan pemangku kepentingan lainnya untuk menghadirkan pasar modal yang inklusif, modern, dan berdaya saing global.

Dengan demikian, jelas bahwa keberadaan generasi muda bukan sekadar pelengkap dalam pasar modal, tetapi justru menjadi ujung tombak dalam menciptakan fondasi keuangan nasional yang lebih kuat. Melalui literasi yang baik, prinsip kehati-hatian, serta dukungan berbagai pihak, pasar modal Indonesia akan terus berkembang ke arah yang lebih sehat dan berdaya saing tinggi.

Terkini