Pendangkalan Danau Lido: Hary Tanoesoedibjo Ungkap Proyek Tol Bocimi sebagai Penyebab Utama

Rabu, 19 Februari 2025 | 13:44:02 WIB
Pendangkalan Danau Lido: Hary Tanoesoedibjo Ungkap Proyek Tol Bocimi sebagai Penyebab Utama

JAKARTA - Direktur Utama PT MNC Land Lido, Hary Tanoesoedibjo, membuka suara terkait isu pendangkalan Danau Lido yang belakangan ini menjadi sorotan publik. Tuduhan bahwa proyek pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido yang dikerjakan oleh perusahaannya menyebabkan pendangkalan tersebut, dibantah tegas oleh Hary.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Hary memaparkan dengan detail hasil pemetaan yang dilakukan menggunakan teknologi canggih. "Sebelum kami masuk tahun 2013, luas danau kurang dari 13 hektar. Sekarang, luasnya justru bertambah menjadi 13,6 hektar," tegas Hary. Data ini ditunjukkan guna membuktikan bahwa proyek pengembangan KEK Lido justru memberikan dampak positif terhadap luas Danau Lido.

Namun, perhatian Hary tidak berhenti pada penegasan fakta tersebut. Ia menyoroti adanya permasalahan lain yang dianggap sebagai sumber sebenarnya dari fenomena pendangkalan di Danau Lido. Hary menjelaskan, pembangunan ruas pertama Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) selama kurun waktu 2016-2017 menjadi faktor signifikan. Berdasarkan penelusuran yang dilakukan menggunakan teknologi pemetaan, terdeteksi adanya aliran limbah dari proyek tol yang masuk ke area KEK Lido dan Danau Lido.

"Ada memang aliran limbah, kelihatan. Nanti semua buktinya ada. Apa yang saya sampaikan ini semua bisa dipertanggungjawabkan, karena saya pimpin sendiri rapat di kantor, karena pada akhirnya permasalahan bisa tuntas jika ada pembuktian," jelasnya meyakinkan. Pernyataan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas dan obyektif kepada publik terkait asal usul pencemaran danau yang selama ini dituding berasal dari proyek MNC Land Lido.

Lebih lanjut, Hary menegaskan bahwa perusahaan yang dipimpinnya telah melakukan berbagai upaya penanganan dan pencegahan pendangkalan dan pencemaran lebih lanjut di Danau Lido. "Kami melakukan pengerukan dan pembersihan. Sampai pada akhirnya kami melakukan investasi, yaitu dengan membuat bangunan penahan lumpur. Sebetulnya itu bukan kewajiban kami, dan ini menghabiskan biaya Rp 8 miliar lebih," ujarnya.

Langkah-langkah pencegahan ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar serta mendukung keberlanjutan ekosistem danau, meskipun seharusnya tanggung jawab tersebut bukan sepenuhnya milik MNC Land Lido.

Kasus ini pun kian menambah deretan tantangan yang dihadapi pihak MNC Land Lido dalam memajukan proyek KEK Lido. Meskipun demikian, Hary optimis bahwa dengan bukti-bukti kuat dan komitmen terhadap lingkungan, pihaknya akan mampu menyelesaikan masalah ini secara tuntas.

Berbagai langkah penanggulangan telah dan akan terus dilakukan demi mencegah dampak negatif terhadap Danau Lido. Di sisi lain, proyek pembangunan Tol Bocimi juga menjadi perhatian publik untuk dapat menyelaraskan pembangunannya dengan kelestarian lingkungan sekitarnya.

Melalui keterbukaan dan tanggung jawab dalam menangani permasalahan ini, diharapkan sinergi antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat dapat tercapai demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Sementara itu, MNC Land Lido terus menjalankan visinya untuk menjadikan KEK Lido sebagai daerah ekonomi yang tidak hanya berorientasi keuntungan, tetapi juga turut menjaga keberlanjutan alam.

Dengan demikian, diharapkan ke depan, seluruh pihak dapat lebih berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menjadi contoh bagi proyek-proyek sejenis di Indonesia. Hubungan sinergis antara pengembangan infrastruktur dan kelestarian alam menjadi kunci utama untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan di berbagai kompetensi wilayah di Nusantara.

Terkini