Pengaruh Intensitas Hujan Tinggi, Petani Cabai di Belu Mengalami Kerugian

Rabu, 19 Februari 2025 | 09:35:40 WIB
Pengaruh Intensitas Hujan Tinggi, Petani Cabai di Belu Mengalami Kerugian

JAKARTA - Masalah intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir telah memberikan dampak yang signifikan bagi para petani di Kabupaten Belu, khususnya bagi kelompok Tani Manebala yang berlokasi di Desa Kabuna, Kecamatan Kakaluk Mesak. Tanaman cabai yang menjadi andalan mereka kini terancam gagal panen akibat genangan air yang merendam lahan pertanian.

Arnoldus Naiusu, Ketua Kelompok Tani Manebala, mengungkapkan pada Rabu, 19 Februari 2025 bahwa hujan deras telah menyebabkan genangan air di area perkebunan mereka. Ini mengakibatkan lebih dari 500 pohon cabai atau tanaman Lombok mengering dan mati. "Curah hujan yang tinggi menyebabkan luapan air yang merendam ratusan tanaman Lombok. Kami berhasil melakukan pembersihan, namun sebagian tanaman tidak mampu terselamatkan," kata Arnoldus Naiusu.

Kerugian yang dialami oleh kelompok tani tersebut bukan hanya dalam hal kuantitas tanaman yang rusak, tetapi juga berdampak pada produktivitas pertanian mereka secara keseluruhan. Arnoldus mencatat bahwa akibat dari terendamnya ratusan tanaman cabai tersebut, produksi pertanian cabai mereka diprediksi mengalami penurunan sebesar 10-12 kilogram.

Dampak dari penurunan produktivitas pertanian ini tak hanya dirasakan oleh para petani, namun juga dapat mempengaruhi ketersediaan dan harga cabai di pasaran, khususnya di wilayah Kabupaten Belu. Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting di daerah ini, dan kekurangan pasokan dapat memicu lonjakan harga yang signifikan.

Situasi ini merupakan pukulan berat bagi para petani seperti Arnoldus dan para anggota kelompok tani lainnya, yang selama ini bergantung pada hasil pertanian cabai untuk kehidupan sehari-hari. Untuk itu, Arnoldus dan kelompoknya segera berupaya untuk meminimalisir dampak lanjutan dengan melakukan sejumlah langkah mitigasi. Salah satunya adalah dengan segera menggantikan tanaman yang rusak.

Arnoldus menjelaskan bahwa kelompok tani telah berupaya keras untuk mengamankan sisa tanaman yang masih bisa diselamatkan. Mereka melakukan pembersihan lahan dari genangan air secara berkala, berpacu dengan waktu agar kerugian tidak semakin membesar. "Kami berusaha semaksimal mungkin melakukan pembersihan untuk mengantisipasi kerugian yang lebih parah, dan berharap penggantian tanaman dapat segera dilakukan," ujarnya.

Selain itu, untuk menjaga ketahanan pangan di daerah, khususnya pada sektor hortikultura, kelompok tani ini juga merencanakan langkah lanjutan. Mereka berharap pemerintah daerah serta dinas terkait dapat memberikan dukungan berupa bantuan teknis dan material agar proses pemulihan bisa berlangsung lebih cepat dan efektif.

Peran pemerintah dalam situasi seperti ini sangatlah penting. Pendampingan dari dinas terkait dalam bentuk penyuluhan mengenai teknik pertanian yang adaptif terhadap cuaca ekstrem dan bantuan benih dapat menjadi solusi krusial. Hal ini penting untuk memastikan bahwa ketahanan pangan daerah tetap terjaga dan harga cabai di pasaran tidak melonjak.

Pengalaman yang dialami oleh kelompok Tani Manebala ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, bahwa perubahan iklim dapat membawa dampak serius terhadap sektor pertanian. Oleh sebab itu, diperlukan kolaborasi antara petani, pemerintah, dan berbagai pihak terkait untuk menemukan solusi terbaik dalam menghadapi tantangan-tantangan semacam ini di masa depan.

Untuk saat ini, Arnoldus Naiusu dan para petani lainnya hanya bisa berharap agar cuaca segera membaik dan kondisi tanaman bisa dipulihkan dengan cepat. "Kami berharap ke depan ada solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan seperti ini, sehingga kami para petani tidak terus-menerus berada dalam kerugian ketika cuaca ekstrem melanda," tutup Arnoldus Naiusu.

Dengan langkah-langkah yang sudah direncanakan dan dukungan yang tepat, diharapkan para petani di Kabupaten Belu, khususnya yang terdampak, bisa bangkit kembali dan memulihkan kondisi pertanian mereka. Bagi para petani, tanah adalah sumber kehidupan, dan cabai adalah salah satu jalan menuju keberlangsungan hidup sehari-hari.

Terkini