JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menunjukkan komitmennya untuk terus mempertahankan kinerja solid dan mendorong pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan meskipun menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang kian menantang. Di tengah dinamika pasar yang semakin kompleks, BRI mengedepankan strategi yang fleksibel dan terukur untuk menavigasi tantangan ini.
Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa meskipun kondisi ekonomi global dan domestik masih penuh ketidakpastian, pihaknya tetap optimis terhadap prospek profitabilitas untuk periode 2025-2026. Mengedepankan prinsip kehati-hatian, BRI menyusun strategi dengan pendekatan ‘wait and see’ untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pasar, sambil menjaga keberlanjutan pertumbuhan yang solid.
Strategi Bertahan dan Antisipasi Risiko
Dalam sebuah keterangan, Sunarso menjelaskan, "Jika tantangannya tidak lebih buruk dari sekarang, kita masih bisa bertahan. Namun, jika tantangannya memburuk, kita harus punya plan B. Apa yang harus kita perketat, mana yang harus kita jaga, kita sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi kondisi yang lebih buruk," ujar Sunarso, menekankan kesiapan BRI untuk menghadapi segala kemungkinan dalam perekonomian yang tak menentu.
Sunarso menambahkan bahwa meskipun tantangan ekonomi global dapat menurunkan profitabilitas, yang terpenting adalah bertahan dan menjaga stabilitas perusahaan. Seperti yang ia analogikan dalam sebuah podcast, strategi yang diterapkan oleh BRI dalam menghadapi ketidakpastian pasar bisa diibaratkan dengan pertandingan sepak bola. "Dalam kondisi normal, BRI mampu mencetak kemenangan 3-0 dengan likuiditas, kualitas, dan profitabilitas yang prima. Namun, pada saat krisis atau ketidakpastian tinggi, kemenangan 2-1 sudah cukup karena fokus utama adalah menjaga stabilitas dan keberlanjutan," kata Sunarso. Meskipun profitabilitas mungkin sedikit menurun, ia yakin BRI tetap bisa terus bertahan dan mencatatkan hasil positif.
Pengelolaan Modal yang Kuat: CAR di Atas Standar Basel III
Sebagai bagian dari upaya untuk menjaga keberlanjutan operasional, BRI sangat memprioritaskan kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR). Sunarso menjelaskan bahwa rasio CAR BRI saat ini tercatat lebih dari 26%, yang jauh melampaui batas minimum yang ditetapkan oleh standar Basel III, yaitu 17,5%. "Dengan CAR 26%, itu berarti kami memiliki ruang lebih dari 7% untuk penggunaan modal. Ini menunjukkan bahwa selama lima tahun ke depan, berapa pun laba yang dihasilkan, BRI tidak perlu menahan laba untuk memperkuat modal dan berapapun laba BRI memang harus dibagi," tegas Sunarso.
Peningkatan CAR ini memberikan BRI ruang lebih untuk melakukan ekspansi bisnis dan mengatasi risiko yang mungkin timbul akibat gejolak ekonomi global. Keberadaan modal yang cukup besar juga memberikan fondasi yang kuat untuk BRI dalam menghadapi tantangan pasar yang fluktuatif dan memungkinkan bank untuk beradaptasi dengan cepat tanpa mengorbankan kestabilan finansial.
Pengelolaan Aset dan Kualitas Kredit yang Hati-Hati
Selain fokus pada kecukupan modal, Sunarso juga menekankan pentingnya pengelolaan portofolio kredit yang hati-hati. Dalam menghadapi tantangan ekonomi global, salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh bank adalah kualitas aset dan risiko kredit. Sunarso menyatakan bahwa BRI terus mengelola kualitas aset dengan cermat untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit, yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Menurut Sunarso, BRI telah melakukan langkah-langkah antisipatif dengan menjaga kualitas kredit yang diberikan dan terus melakukan evaluasi terhadap portofolio pinjaman yang ada. "Kami memiliki tim yang sangat berpengalaman dalam mengelola risiko kredit, dan kami terus melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa portofolio kami tetap sehat," imbuh Sunarso. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa BRI tetap dapat bertumbuh meskipun menghadapi ketidakpastian yang dapat memengaruhi kualitas kredit di pasar.
Pendekatan Fleksibel untuk Menjaga Momentum Pertumbuhan
Dengan pendekatan yang fleksibel dan terukur, BRI tetap optimis dapat menjaga momentum pertumbuhannya meskipun kondisi pasar global dan domestik yang penuh dengan tantangan. Sunarso menjelaskan bahwa meskipun tantangan global semakin kompleks, BRI tetap fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar yang terlalu besar.
"Dalam jangka panjang, kami optimis bahwa BRI akan tetap mampu bertumbuh dengan solid, memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, dan berkontribusi positif bagi perekonomian nasional. Kami akan terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan pasar sambil menjaga daya tahan keuangan yang kuat," ujar Sunarso.
Dalam situasi ketidakpastian ini, BRI juga terus berupaya untuk memperkuat posisi pasar domestiknya dengan mendukung sektor-sektor yang memiliki potensi besar, seperti UMKM, sektor digital, dan pembiayaan inklusif. BRI memandang sektor-sektor ini sebagai pilar penting dalam perekonomian Indonesia yang dapat terus didorong untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tren ekonomi yang ada.
Optimisme dan Keberlanjutan di Tengah Dinamika Pasar
Sunarso juga menjelaskan bahwa di tengah ketidakpastian ini, BRI tetap berupaya menjaga fleksibilitas dalam setiap kebijakan yang diterapkan. Keberlanjutan operasional dan pertumbuhan yang sehat tetap menjadi tujuan utama meskipun pasar internasional tengah dilanda ketegangan.
"Kami tahu bahwa tantangan di masa depan bisa sangat beragam, tetapi kami selalu siap dengan strategi yang antisipatif dan siap menghadapi segala kemungkinan. Kami akan terus menjaga prinsip kehati-hatian, beradaptasi dengan cepat, dan berfokus pada pengembangan bisnis yang berkelanjutan," tutup Sunarso.
Dengan strategi yang fleksibel dan terukur, serta pondasi keuangan yang kokoh, BRI optimis dapat menjaga momentum pertumbuhan dan tetap menjadi pemain utama dalam sektor perbankan Indonesia. Selain itu, strategi ini juga menunjukkan komitmen BRI untuk memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional, meskipun tantangan global terus menghadang.