JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, atau yang lebih dikenal dengan BNI, mengumumkan rencana buyback saham pada tahun 2025. Tindakan ini akan mencakup pengalihan saham yang dibeli kembali kepada jajaran direksi dan komisaris dalam rangka Program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP). Keputusan tersebut merupakan bagian dari kebijakan kompensasi jangka panjang berbasis kinerja dan risiko yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antara perusahaan dan manajemennya.
Program MESOP: Kompensasi Berbasis Kinerja
Dalam keterbukaan informasi yang dirilis pada Selasa, 18 Februari 2025, BNI menjelaskan bahwa pengalihan saham dari buyback ini akan dilakukan selambatnya dalam tiga tahun setelah proses buyback selesai. Program MESOP ini dirancang untuk memberikan insentif jangka panjang bagi manajemen dan karyawan utama BNI, yang diharapkan dapat memotivasi mereka untuk berkontribusi lebih optimal terhadap kinerja dan perkembangan perusahaan.
Pemberian saham ini bertujuan untuk memperkuat komitmen jangka panjang para direksi dan komisaris, dengan menghargai kontribusi mereka terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini juga menjadi bagian dari upaya BNI untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik dalam industri perbankan yang semakin kompetitif.
Rencana Buyback dan Dana yang Dialokasikan
Sebagai bagian dari aksi korporasi ini, BNI mengalokasikan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk membeli kembali saham yang setara dengan maksimum 10% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Rencana buyback ini akan dilaksanakan selambat-lambatnya 12 bulan setelah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dijadwalkan pada 26 Maret 2025.
Menurut informasi yang dipublikasikan, dana untuk buyback saham ini akan diambil dari saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya, yang merupakan bagian dari free cash flow perusahaan. Dengan adanya aksi buyback, BNI bertujuan untuk mengoptimalkan struktur modal dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham yang ada, sekaligus memberikan sinyal positif kepada pasar mengenai keyakinan perusahaan terhadap prospek bisnisnya di masa depan.
Komposisi Kepemilikan Saham BNI dan Struktur Pemegang Saham
Per Januari 2025, total saham yang tercatat di BNI mencapai 37,29 miliar lembar. Komposisi kepemilikan saham BNI terdiri dari 60% saham yang dikuasai oleh pengendali dan 40% saham yang dimiliki oleh non-pengendali. Dalam hal ini, jumlah pemegang saham mencapai 182.867 nasabah, dengan 40,01% saham free float yang memungkinkan publik untuk berpartisipasi dalam pergerakan saham BNI di pasar.
Dampak Buyback terhadap Kinerja Keuangan BNI
Aksi buyback ini tentunya akan mempengaruhi kinerja keuangan BNI, baik dari sisi aset maupun ekuitas. Berdasarkan Laporan Keuangan per Desember 2024, total aset BNI tercatat sebesar Rp1.129 triliun, dengan total ekuitas mencapai Rp167,18 triliun. Dalam hal ini, BNI juga mencatatkan laba per saham sebesar Rp575 dengan return on equity (ROE) sebesar 14,24%. Selain itu, Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) BNI tercatat sebesar 21,40%.
Setelah buyback saham selesai, jumlah aset BNI diproyeksikan akan sedikit berkurang menjadi Rp1.128 triliun, sementara total ekuitas akan turun menjadi Rp165,68 triliun. Meskipun demikian, laba per saham diperkirakan akan naik menjadi Rp581, sementara ROE diprediksi akan mengalami kenaikan 0,14% menjadi 14,39%. Begitu pula dengan KPMM, yang akan mengalami penurunan tipis menjadi 21,19%.
Tujuan Buyback dan Strategi Perusahaan
Aksi buyback ini diyakini akan memberikan dampak positif terhadap nilai saham BNI dalam jangka panjang. Dengan mengurangi jumlah saham beredar di pasar, buyback dapat membantu meningkatkan likuiditas dan harga saham, memberikan keuntungan bagi pemegang saham yang ada. Hal ini juga menunjukkan keyakinan manajemen terhadap prospek perusahaan ke depan, serta komitmen untuk menciptakan nilai lebih bagi para pemegang saham.
Selain itu, buyback juga diharapkan dapat menjadi salah satu strategi untuk mempertahankan kontrol yang lebih besar di tangan pengendali, sambil memastikan bahwa saham perusahaan tetap tersebar secara merata di pasar. Langkah ini juga menunjukkan keseriusan BNI dalam menjaga kestabilan dan kesehatan finansialnya, sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Program MESOP Sebagai Solusi Menjaga Talenta
Program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP) yang diusung oleh BNI tidak hanya bertujuan untuk memberikan kompensasi berbasis kinerja kepada jajaran direksi dan komisaris, tetapi juga untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mempertahankan dan menarik talenta terbaik dalam industri perbankan. Dengan memberikan kesempatan kepada manajemen untuk memiliki saham perusahaan, BNI berharap dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab dalam mendorong perusahaan untuk terus berkembang.
Kebijakan MESOP ini juga sejalan dengan tren global di mana banyak perusahaan besar, terutama yang terdaftar di pasar saham, memilih untuk memberikan saham sebagai insentif bagi manajemen dan karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Ini adalah bentuk penghargaan yang juga diharapkan dapat mempererat hubungan antara perusahaan dan karyawan, yang pada gilirannya dapat mempercepat pencapaian tujuan jangka panjang perusahaan.
Simpulan dan Harapan ke Depan
Rencana buyback saham yang dilakukan oleh BNI menunjukkan langkah proaktif perusahaan dalam memperkuat posisi finansial dan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan adanya aksi korporasi ini, BNI tidak hanya meningkatkan nilai saham bagi pemegang saham yang ada, tetapi juga memberikan insentif yang lebih besar kepada jajaran manajemen melalui Program MESOP.
Pihak manajemen berharap, melalui kebijakan ini, mereka dapat memberikan nilai lebih bagi pemegang saham serta menjaga kestabilan perusahaan dalam menghadapi tantangan industri perbankan yang semakin kompetitif. Dengan komitmen yang kuat terhadap peningkatan kinerja, BNI optimis bahwa langkah buyback saham ini akan memberikan hasil yang positif bagi perusahaan dalam jangka panjang.
Ke depan, BNI berharap dapat terus berinovasi dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, dengan tetap menjaga keseimbangan antara kepentingan perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham serta karyawan. Aksi buyback saham ini merupakan salah satu langkah strategis dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut.